with :
Comments
Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz Mengecam Bom di Boston Amerika Serikat. Abdullah bin Abdulaziz menyebut insiden itu sebagai "tindakan teror yang memalukan."
"Kami juga merasakan sakit dengan munculnya berita mengenai ledakan di Boston, Amerika Serikat dan kematian itu. Sebagaimana kami mengecam tindakan teror yang memalukan ini, serangan bom itu menyerang warga sipil yang tidak berdosa dan tidak memegang senjata," ujar Raja Abdullah, seperti dikutip SPA, Rabu (17/4/2013).
"Pelaku bom ini tidak merepresentasikan siapapun kecuali dirinya, tidak ada agama, etnis, atau nilai-nilai tertentu yang membenarkan tindakan teror ini," tegasnya.
Kerajaan penghasil minyak itu juga mengutarakan keprihatinannya terhadap Negeri Paman Sam yang tak lain adalah mitra terdekatnya. Namun Raja Abdullah tidak mengomentari adanya dugaan keterlibatan warga keturunan Arab Saudi dalam bom Boston.
Seperti diketahui, seorang warga Arab Saudi juga ada yang menjadi korban pengeboman itu. Laporan itu muncul setelah media AS memuat laporan berupa keterlibatan pemuda Arab dalam pengeboman Boston.
Pemuda itu sempat diawasi secara ketat oleh aparat keamanan namun tidak ditahan. Informasi pelaku serangan bom Boston juga masih simpang siur, adapula yang menyebutkan bahwa pelaku adalah warga berkulit hitam.
Seorang pengamat terorisme di AS berpendapat ada tiga pihak yang bisa dicurigai sebagai pelaku pengeboman itu. Mereka antara lain adalah kelompok teroris dalam negeri, teroris asing, dan seorang psikopat.
Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz Mengecam Bom di Boston Amerika Serikat
4/
5
Oleh : Unknown